Kupang, Pesonantt.com--Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan merevisi jam masuk sekolah yang semula pukul 5:00 Wita menjadi pukul 5:30 Wita
“Pemprov NTT memutuskan untuk menggeser jam masuk sekolah dari pukul 05.00 Wita menjadi Pukul 05.30 Wita,"kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q.Parera ketika menggelar Jumpa Pers di Loby Kantor Gubenur NTT, Selasa 28 Februari 2023.
Mantan Kepala Badan Pengelola Perbatasan Provinsi NTT ini menjelaskan, pemberlakuan jam masuk sekolah tersebut berlaku bagi Siswa/i kelas XII tingkat SMA/SMK pada sepuluh sekolah negeri di Kota Kupang.
Sepuluh sekolah dimaksud adalah SMAN 1 Kupang dan SMAN 6 Kupang, SMAN 2 Kupang, SMAN 3 Kupang, SMAN 5 Kupang.
SMKN 5 Kupang, SMKN 4 Kupang, SMKN 3 Kupang, SMKN 2 Kupang dan SMKN 1 Kupang.
Dari sepuluh sekolah yang dilakukan ujicoba pemberlakuan jam masuk sekolah itu akan dilakukan seleksi selama satu bulan kedepan hingga menyisakan dua sekolah unggulan.
Perintah Provinsi NTT juga sudah membangun kerjasama dengan Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Uiversitas Brawijaya, Universitas Hassanudin, Universitas Nusa Cendana, Universitas Timor dan Universitas-unversitas swasta lainnya yang ada di Provinsi NTT untuk melakukan bimbingan bagi Siswa/i.
"Kebijakan ini bertujuan untuk menyiapkan siswa/i untuk bisa bersekolah di universitas ternama di Indonesia,"katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi akan melakukan evaluasi secara terus menerus dengan melibatkan para akademisi, praktisi pendidikan serta tokoh agama.
“Berdasarkan masukan para pengawas kepada Gubernur dan Kepala Sekolah pada hasil sharing pendapat dan rekam jejak akademik, maka diberlakukan jam belajar tambahan.
Kebijakan ini disepakati bersama para Kepala Sekolah SMA dan SMK se-NTT melalui penandatanganan Perjanjian Kinerja pada Jumat 24 Februari 2023,"katanya.
Lebih lanjut Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi NTT mengungkapkan kebijakan-kebijakan ini untuk menciptakan generasi berintelektual dan berkarakter unggul, disamping itu Pemprov NTT akan berkoordinasi secara terpadu dengan stakeholder agar terciptanya aspek keamanan, ketertiban, layanan transportasi dan penyiapan infrastruktur sekolah.
Sejalan dengan hal tersebut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) pada saat membawakan sambutan dalam Pembukaan Persidangan Majelis Sinode GMIT ke-50 di Aula GMIT Centre Kupang pada hari yang sama menyampaikan bahwa kebijakan perubahan jam sekolah merupakan salah satu desain untuk membentuk, melatih, serta memberikan pengajaran dan pendampingan siswa agar mempersiapkan diri dengan baik untuk nantinya dapat melanjutkan pendidikan ke kampus atau perguruan tinggi unggul.
“Dalam rapat saya bersama dengan seluruh Kepala Sekolah SMA/SMA beberapa waktu lalu, kita dorong agar ada desain baru bagi pendidikan dengan memberikan peningkatan disiplin serta pengembangan pola pengajaran serta pembelajaran juga dengan pendampingan siswa agar mempersiapkan diri dengan baik untuk masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya.†kata Gubernur.
“Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah yang sudah menjalankan kebijakan ini yaitu SMAN 6 Kupang.
Alokasi anggaran 50% dari APBD NTT ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT harus dioptimalkan untuk serius bangun pendidikan kita dalam mencetak generasi unggul. Kita ingin agar ada sekolah dari Provinsi NTT yang bisa masuk 200 sekolah terbaik secara nasional,†jelasnya.
“Terkait keamanan nanti kita koordinasikan dengan pihak kepolisian untuk bantu. Disisi lain juga ada yang tidak menyetujui kebijakan ini.
Namun kita lihat bahwa matahari di NTT itu terbit pukul 05.48 dan menurut filosofi untuk langkah awal sesorang agar mampu mempersiapkan diri dengan baik untuk beraktivitas,†kata Gubernur.
Ia menambahkan, dalam kebijakan dan berbagai perubahan ataupun terobosan apapun tentu tidak lepas dari polemik serta pro dan kontra namun semuanya dilakukan untuk peningkatan kemajuan pendidikan NTT agar dapat bersaing dalam mencetak generasi unggul (*yuser)