Sepenggal Ceritera Khaziat Kelor Dari Desa Tunabesi untuk Hemoglobin dan Anemia - Baomong.ID

Sepenggal Ceritera Khaziat Kelor  Dari Desa Tunabesi untuk Hemoglobin dan Anemia

Sepenggal Ceritera Khaziat Kelor Dari Desa Tunabesi untuk Hemoglobin dan Anemia

Malaka,Pesonantt.com--Cuaca sangat bersahabat. Walau mentari menyengat tapi iklim Tunabesi yang sejuk, mengusir semua kegerahan saat di perjalanan yang meliuk dengan medan yang cukup menantang.

Maklum jarak tempuh dari pusat kabupaten hingga Kecamatan Io Kufeu mencapai 60-70 kilometer.
Desa Tunabesi, Kecamatan Io Kufeu tepat pukul 10.30 wita, Rabu, 19 Oktober 2022.

Rombongan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT, Maria Fransiska Nae Soi didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malaka, drg. Maria Martina Nahak, M. Biomed dan dr. Carmen Siagian menjejakkan kaki di wilayah Kabupaten Malaka yang berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara.

Lima puluh meter ke depan, para tua adat dan penari sudah berdiri menunggu untuk sapaan adat, natoni.

Akan tetapi melihat anak-anak cilik berpakaian seragam merah putih, kedua ibu itu bersama dr. Carmen Siagian dan rombongan PKK Kabupaten Malaka, Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Malaka lantas berdiri.

Menatap wajah anak-anak desa, tanpa berkasut dengan wajah polos. Merengkuh bahu anak-anak dengan satu dua pertanyaan, kelas berapa dan umur berapa?

Seakan tanpa sekat, Ibu Fransiska Nae Soi dan Ibu Maria Martina Nahak merangkul anak-anak itu dan foto bersama.

Sebuah pemandangan humanis, layaknya seorang ibu sedang menyapa anak-anak terkasihnya.
Usai disapa secara adat, rombongan memasuki aula Kantor Desa Tunabesi dihantar tarian likurai dan disuguhkan sirih pinang dengan tarian bidu lalok.

Tema utama yang diusung tentang Kelor (moringga oleifera).

Empat orang wanita, dua orang masih bersekolah dan dua orang sudah dewasa maju memberikan testimoni.

"Sebelum saya konsumsi kapsul kelor, nafsu makan saya berkurang.

Saya tidak bersemangat di dalam kelas, malah sampai tidur saat pelajaran.
Akan tetapi setelah konsumsi kapsul kelor ini, saya bersemangat dan punya keinginan untuk terus makan," aku seorang siswa SMP. 

Lain lagi pengakuan seorang wanita paruh baya.

"Setelah saya konsumsi kapsul kelor, tubuh saya sangat fit. Biasanya saya lesu dan kurang darah, tapi akhir-akhir ini berat badan saya naik dan tidak ada gangguan kesehatan saat datang bulan," katanya jujur.

Mendengar testimoni itu, ibu Fransiska yang karib disapa Bunda Merry bersama Ibu Maria dan dr. Carmen tersenyum dan mengangguk-angguk kepala sambil memberikan jempol tanda bangga.

Kepada warga yang hadir, yang sudah terbagi dalam kelompok-kelompok dengan kategori ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur dan anak sekolah, ketiga ibu yang sangat konsen dengan arti pentingnya kelor itu memberikan catatan-catatan penting tentang manfaat kelor.

"Kelor itu punya manfaat yang sangat baik bagi kesehatan dan juga ada nilai ekonomisnya.

Cukup tanam 5-10 pohon di halaman rumah, kesehatan keluarga akan terjamin," kata istri Wakil Gubernur NTT, Yosef Nae Soi.

"Kepada seluruh masyarakat yang hadir, saya minta, dukung terus program Pemerintah Provinsi NTT untuk menanam dan mengkonsumsi tanaman ini.

Karena kelor dapat menurunkan angka stunting dan kelor sangat berkhaziat bagi kesehatan dan tubuh seseorang," ungkap istri orang nomor satu di Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH.

Dr. dr. Carmen Siagian, MS, SpGK, seorang peneliti Universitas Kristen Indonesia mengaku jikalau suplementasi daun kelor sangat berpengaruh terhadap kadar hemoglobin pada Wanita Usia Subur dengan anemia defisiensi Zat besi.

"Tadi saya mendengar sendiri, pengakuan dari para wanita dan anak-anak yang mengkonsumsi kapsul kelor, setelah dites ternyata hemoglobinnya meningkat drastis dalam satu bulan terakhir ini," katanya sambil tersenyum.

Hujan yang mengguyur hampir tiga perempat jam, seakan tak dihiraukan peserta yang terus bersemangat dengan pendampingan dari TP PKK Kabupaten dan Puskesmas Tunabesi mengevaluasi satu persatu peserta dalam setiap kelompok.

Sesekali Ibu Fransiska, Ibu Maria dan dr. Carmen mendekat perempuan dan bayi yang diperiksa petugas medis.

Menyapa, merangkul dan memberikan senyuman dan tak lupa selalu berpesan agar selalu konsumsi kelor.

Tunabesi, ceritera tentang kelor yang akan terus dikenang entah sampai kapan. (herri klau)